Cerita Santri : Renungan Santri Selepas Mondok
Bukan
Sekedar Cerita
Menjejali tapak demi tapak negeri ini....
Mengarungi suka duka anak asrama. Tertawa, cerita dan
membangun persahabatan. Detik demi detik... mengukir kisah, mengemban amanah, mengejar cita,
memeluk semua kenangan dan rasa perih yang tersisa.. menahan tangis, dendam,
sakit hati, dan perasaan y tak seharusnya. Tak bosan tiap hari belajar,
mengulang-ulang kegiatan, mencoba untuk selalu memperbaiki diri dan cara hidup.
Menata hati untuk senantiasa sabar, mengubur dalam-dalam
perasaan untuk hari y lebih baik. Mencoba untuk hadapi segalanya.. jatuh bangkit lagi, tidur bangun lagi, terhenti
melangkah lagi, menyimpang lurus lagi. Masa lalu, rasa sakit,
penyesalan, perjuangan, pujian,
kehebatan,
kebersamaan, kesendirian, pertengkaran, perdebatan,
persahabatan, masa depan, mimpi-mimpi, cita, serta harapan yang selalu tersemat dalam doa .. semua itu adalah cerita tentang KITA.
Cerita yang akan hanya jadi masa lalu
dan kenangan saja, jika kita tak mengambil pelajaran darinya. Marilah kita
jadikan cerita kita bukan sekedar cerita…
Kawan…
Jika dulu kita pernah menangis minta pindah dari
Al-husnayain, semoga kini kita sadar bahwa menjadi keluarga husnayain adalah
sebuah nikmat dan keberuntungan yang luar biasa.
Jika dulu kita pernah dihukum gara-gara terlambat,
masbuk, mandi malam, seragam tak lengkap, gak piket serta asrama yang
amburadur, semoga kini dan esok kita telah menjadi orang yang disiplin, rapi
dan teratur
Jika dulu kita pernah dibentak-bentak, dimarahi
habis-habisan bahkan dipermalukan gara-gara cabut, membuat onar dan mengulangi
kesalahan yang sama, semoga kini kita
telah jadi pribadi yang tangguh dan selalu berhati-hati
Jika dulu kita pernah membenci guru kita hanya karna
dia menghukum kita atau membenci kawan hanya karna dia mengingatkan kita,
semoga kini kita telah berterimakasih kepada mereka dan semoga hati kita telah
menjadi lembut dan tak membenci nasihat lagi
Jika dulu kita pernah menangis dihimpit ekonomi
bahkan dikeluarkan dari kelas ujian karna belum bayar uang makan, semoga esok
kita bisa membantu mereka yang tak punya apa-apa untuk bisa merasakan indahnya
bersekolah
Jika dulu kita pernah di evaluasi karna keasyikan
nonton TV di kelas, semoga esok karna kesuksesan kita, kita lah yang akan
tampil di tv ditonton ummat
Jika dulu kita pernah jualan kecil-kecilan di
asrama, menghemat konsumsi perut, semoga esok kita telah jadi pengusaha yang
beriman
Jika dulu kita kesal dan terpaksa menghafal Qur’an,
semoga kini Al Qur’antelah jadi teman akrab kita dan semoga esok kita telah
jadi hafidz/hafidzah sukses
Jika dulu kita hanya bisa ngoceh melihat negri yang
amburadur, pejabat yang ibarat penjahat, kasus korupsi, pemerintah yang tak
adil, bahkan agama kita yang di lecehkan. Semuanya hanya bisa kita cela di
asrama, kita hanya mampu berdoa dari jauh, semoga esok salah satu dari kita
telah jadi orang besar, punya kuasa menyelamatkan negeri
Jika dulu kita pernah dihukum karna olahraga saat
jam pelajaran lain, semoga esok ada yang
telah menjadi atlit kebanggaan bangsa
Jika dulu kita pernah di proses, dihukum gara-gara
FB an, komunikasi dengan lawan jenis , ataupun menjalin hubungan rahasia,
semoga kini tak ada lagi hubungan-hubungan terlarang yang aku, kamu, dan kita
semua lakukan. Baik sesama kita ataupun dengan orang lain. Mari terus
memperbaiki diri, menjaga hati dan pergaulan kita dan saling mengingatkan.
Jika dulu, kita pernah tertawa bersama, menangis
bersama, susah senang bersama maka
janganlah engkau lupakan semua kenangan itu
jika engkau telah dapatkan yang baru ditempat yang berbeda dengan
diriku.
Jika dulu kita adalah sepasang sahabat yang
akur, semoga selamanya kan tetap sahabat
meski raga kita berjauhan. Selamanya… bahkan hingga akhirat nanti.
By: Nelly Khairani Nasution (Lee Ney Hoo)
Medan, Januari 2017
Komentar
Posting Komentar